22 Januari 2012 pukul 13:46
Bloknota : A.Kohar IbrahimDua Sajak Dua Penyair
Munadi Oke dan Zamhir Arifin
PAGI
jam enam sarapan secangkir kopi sepotong roti pun tersaji hasil kreasi
puisi berbentuk sajak dua buah. Masing masing buah pena Zamhir Arifin
berjudul « Pelaminan » dan « Selembar Daun » Munadi Oke.
Sarapan
pagi rasanya bertambah nikmat malah rasa senang campur haru pun
tergugah. Pertanda santapan jiwa-raga memang pas bernas. Padahal,
berkenaan dengan buah pena kedua penyair itu – baik penyajian pun
judulnya sederhana dan ringkas ringkas saja.
« Pelaminan »
penyair Zamhir hanya delapan baris saja. Sedangkan « Selembar Daun »
Munadi enambelas baris. Semuanya ringkas ringkas pula baris baris kata
puitisnya.
Tetapi memang puitis ! Memenuhi rasa kesukaanku
akan puisi. Meski ringkas namun bernas. Meski ringkas namun pilihan
pengungkapan tema dan pelukisan serta simbolisasi yang ditata bina
sungguh pas mengena terkesan kepaduan atau keharmonisan. Keharmonisan
bentuk dan makna isi yang dituangkan.
Isi keduanya yang
kental dengan keintiman (kemesraan, kekhidmatan, kesyahduan). Nampaknya
sederhana bersahaja, ah « Pelaminan », oh, « Selembar Daun ». Namun
keduanya – masing masing – mengisahkan lagu hidup-mati manusia yang
tiada terelakkan. Begitupun, kedua sajak ini tidak mengesankan adanya
kecengingisan kecengengan atau keluh kesah pasrah menghiba-hiba. Malah
penuh riang dan tabah adanya.
Kepada Zamhir da Oke, kuucap banyak terimakasih.
Untuk melengkapi bloknota ini, kedua sajak terlampir.
Juga terima kasih atas perhatian pembaca yang berkenan.
(22 Januari 2012)
*
Zamhir Arifin :
Pelaminan
sepasang sijoli meneguk senyum di langit kelambu
pun hujan menitikkan pesan
kuning keemesan
mak andam lesu
setelah bersempang meracik inai
perlahan tiang pelamin menyapa wajah
juwadah hanya tinggal setalam
selebihnya disantap tetamu
__________Sei bayam, 22 Jan 12
*
Munadi Oke:
SELEMBAR DAUN
Entah apa jadinya
selembar daun itu kini
Setelah 36 tahun mengelana mencari jati diri
tak jua mampu meraihMu
Ku mohon jangan dulu Kau petik
selembar daun yang dulu Kau letakkan di rahim suci ibu
biarkan ia kuatkan ragaku
tuk melangkah kepadaMu
Ku mohon biarkan ia mengisi tubuh ini
tak peduli janji yang dulu kita buat
biarkan ia terus membawa jasad ini mengembara hikmah
hingga ke ujungMu
Biarkan ia menghampiriMu
hingga nyatanyata ia akan masuk kedalam tamanMu
merenangi sungai menyelami alkautsar
ditemani 40 bidadari suci nan rupawan
"SH"
PAINAN 22012012
*Di sisi Alloh SWT ada sebatang pohon yang berisi milyaran daun.Yaitu pohon ruh.Saat
nama yang tertera di daun akan diturunkan ke muka bumi,maka Alloh
memerintahkan malaikatnya untuk membawa daun ruh tsb bersama perjanjian tentang ajal,jodoh,rejeki dan akan ke syurga atau neraka akhirnya ke dunia dan ditiupkan ke rahim suci seorang ibu yang akan melahirkannya.
Dari
kisah inilah aku menulis puisi ini,sebagai juga lantunan du'a agar
kiranya Dia memberiku umur panjang dalam mengejar hikmah
menghampiriNya.Semoga Dia mendengar dan mengabulkan pintaku.Amiiin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar