Selasa, 08 Februari 2011

Gusdur or Soeharto


Tidak berapa hari lagi tepatnya pada tgl 10 November akan ada pemberian gelar kehormatan bagi para insan yang dianggap berjasa pada Negara, yakni dalam bentuk gelar Pahlawan Nasional. Icon ini selalu digelar seiring memperingati hari Pahlawan Nasional.

Dua kandidat ( alm ) yang selalu santer disebut-sebut adalah Gusdur dan Soeharto keduanya tidak lain adalah mantan Presiden RI.  Yang mempunyai  keunikan , memiliki sejarah bahkan cacat sejarah, tergantung dari sudut mana kita memandang masa lalunya.

Pemberian gelar Pahlawan Nasional  telah diatur dalam UU   NO. 20 tahun 2009 yang menerangkan bahwa sebutan Pahlawan Nasional  diartikan sebagai gelar yang diberikan  kepada warga negara Indonesia  atau seseorang yang berjuang melawan penjajah di wilayah yang sekarang menjadi wilayah negara kesatuan RI,  yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa  dan negara, atau yang semasa hidupnya  melakukan tindakan kepahlawanan atau menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa  bagi pembangunan dan kemajuan bangsa dan negara RI.

Sedangkan Pahlawan adalah Orang yang menonjol karena keberanian  dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah dan pemberani. Sedangkan SBY mendefinisikan pahlawan  dilihat dalam konteks kebangsaan, adalah orang biasa yang tidak egois dan berbuat sesuatu yang luar biasa. Jadi jelas bahwa pahlawan bukan hanya sekadar berjuang dengan senjata tapi juga berjuang dalam bentuk pemikiran dan untuk sebuah pembaharuan.


Sosok Gusdur

Gusdur nama asli Adurrahman Wahid, adalah Persiden ke 4. Belaiu dilahirkan di Jombang (Jatim) 4 Agustus 1940. dengan memiliki pengalaman organisasi yang luar biasa. Pernah mengenyam pendidikan diluar negeri seperti  di Mesir dan di Iraq walaupun tidak pernah tamat, namun logika berpikir dan kecerdasannya selalu diatas rata-rata.

Gusdur merupakan salah satu  tokoh yang cukup fenomenal pada zamannya, tindakan atau ucapannya  dalam mendinamisir kehidupan agama, social, politik dan budaya pada level local, nasional maupun internasional. Beliau selalu membuat stateman yang agak nyeleneh tapi popular seperti “ itu aja kok repot  dan pernah juga berucap  Riau tak ada apa-apanya”. serta banyak lagi statemennya yang unik

Pertimbangan agar diberikan gelar Pahlawan Nasional kepada beliau dikarenakan, beliau dinobatkan sebagai bapak Pluralisme. Hal ini karena belaiu memandang secara global persamaan dan tidak ada diskriminasi dan intimidasi terhadap suku maupun agama. Belaiu  selalu memiliki paham demokratis yang maju dan elastis, sehingga ia menempa  paradigma baru demi kemajuan demoktrasi di negeri ini. belaiu juga termasuk tokoh yang keras menentang ORBA.

Hembusan agar beliau diusulkan sebagai Pahlawan Nasional telah digulirkan  dari kalangan DPR,  ulama,  Pemkab , kalangan partai, kalangan masyarakat, tokoh nasional  dan organisasi lainnya.

Sedangkan kontroversinya terlihat dari kasus Bruneigate dan pahamnya yang agak mengusik sara kimanan dikalangan Islam, seperti pernah dibaktis, membela Ahmadiyah, dan pernah mengatakan Al Quran sebagai kitap terporno.


Sosok Soeharto

H. Muhammad Soeharto dilahirkan di Kemusuk (Yogyakarta) tanggal 8 Juni 1921 Beliau adalah Presiden RI yang ke 2. Sosok beliau pernah diagung-agungkan lalu dicampakkan dan dihina karena dianggap terlalu banyak dosa terhadap negeri ini.

Beliau menjabat presiden stelah memanpaatkan momen melalui Supersemar yang sampai saat ini kontradiksi gerakan G 30 S PKI menjadi simpang siur dan apakah memang ada dewan jendral yang dianggap sebagai upaya kudeta terhadap Soekarno.  Soeharto berhasil menjadikan SUPERSEMAR  sebagai TAP MPR dan berhasil pula menempatkannya sebagai Presiden defenitif. Setelah itu ia membumi hanguskan PKI dengan partai-partainya sekalian bahkan orang-orang yang terlibat komunis dibasmi habis

Soeharto  melewati jenjang pendidikan militer dan selalu berprestasi dibidangnya, Akhir dari petualangan beliau adalah ketika krismon melanda Negeri ini, lalu beliau dipaksa mundur setelah memimpin 32 tahun dan terindikasi terlalu banyak melakukan KKN. 

Jasa baik beliau memang banyak untuk negeri ini, menata negara dengan  Program REPELITA,  sehingga beliau dinobatkan sebagai Bapak pembangunan, namun dalam kenyataannya ternyata kurun yang begitu lama beliau memimpin terlalu banyak pula kesalahan yang dilakukannya sehingga tidak sedikit yang menjadi kaya terutama keluaraga, orang dekat, dan para koleganya serta  yayasan-yayasan yang pernah di didirikannya lalu diapun di cap sebagai sang koruptor. belum lagi pelanggaran HAM berat yang di tujukan kepadanya

Akankah keduanya diberi gelar

Kita tidak pada kapasitas mengusulkan atau mencari kesalahan beliau, tapi hanya sebatas bercermin dan berspekulasi apakah mereka berdua layak atau tidak mendapatkan gelar ini. Biarlah tim yang telah dibentuk oleh Mentri Sosial yang menelaah persoalan ini .Kita hanya menyerahkan kepada system yang berlaku. Yang pasti kedua-duanya memiliki  jasa baik, namun sebagai manusia tetap memiliki banyak kelemahan. Semoga tim yang melakukan verifikasi  dalam menjaring  aspirasi yang selalu berkembang akan selektif dan objektif sehingga tidak lagi bersipat tendensius,  memicu konflik dan kontroversi. Semoga arwah keduanya mendapat tempat yang baik disisi Allah. Amin


Selasa, 2 Nov 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar