Sepi menikam malam sepanjang larut
sedu sedan memilu bagai sembilu
semberautnya hati bagai berkeping
berkecai
terbelah, tak mungkin bertaut
Dia bertutur bercampur kabut
kelu menyanggah rogga mulut
payah berucap
mengenang peristiwa silam
biduk berkayuh dalam saras luka
yang pernah menyinggahi pelantaran rasa
Dia kembali bertutur siering menganyam angan
dia memandang di awan dan melihat lambaian bintang
dia menghulurkan tangan menggapai
tapi tiada sampai
dia tahu bintang menunggu
dia hanya mampu menatap
akhirnya dia duduk termangu
Aku seorang teman
hanya bisa bermunajat
jangan larut dalam lara
yang melukai
tak mesti meratap kecundang
karena membinasakan diri adalah dosa
01. 03. 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar