Uban mulai mencabik kepala
pelopak matapun bertengkar dalam pandang
mengunyah , menelan, gigi memaki tidak rapat lagi.
Tulang belulang merapuh,
persendian dingin mencair dalam beku yang kikuk
keringatpun menyumbat ari
ketika terik tak sanggup membasahi jangat.
Itu lah tanda-tanda tua.
Tinta botol itu menetes dalam catatan hariannya
menguras kenangan
angan yang belum tuntas
mencoret silaf dan dosa
dalam warkah lusuh tua
Seusia zaman
dalam abad tak sekejap,
api ajal kan menjemput
tak dapat lelap
tak kuasa jaga
ketakutan mulai menyapu aqal waras.
Kematian itu semakin dekat
dan bertambah dekat
mencium nadi
tak dapat ditunggu
tak dapat diundur dan ditawar-tawar lagi
Tuhanku,
Jemputlah ia dalam mati sesaat.
Hidupkan ia kembali dalam hayat yang abadi
pelopak matapun bertengkar dalam pandang
mengunyah , menelan, gigi memaki tidak rapat lagi.
Tulang belulang merapuh,
persendian dingin mencair dalam beku yang kikuk
keringatpun menyumbat ari
ketika terik tak sanggup membasahi jangat.
Itu lah tanda-tanda tua.
Tinta botol itu menetes dalam catatan hariannya
menguras kenangan
angan yang belum tuntas
mencoret silaf dan dosa
dalam warkah lusuh tua
Seusia zaman
dalam abad tak sekejap,
api ajal kan menjemput
tak dapat lelap
tak kuasa jaga
ketakutan mulai menyapu aqal waras.
Kematian itu semakin dekat
dan bertambah dekat
mencium nadi
tak dapat ditunggu
tak dapat diundur dan ditawar-tawar lagi
Tuhanku,
Jemputlah ia dalam mati sesaat.
Hidupkan ia kembali dalam hayat yang abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar