Minggu, 29 Mei 2011

Istriku Masa Depanku

kisah itu pernah kita kemas dalam anyam tikar pandan
seperti rapuh lapuk ditikam zaman

kini anyaman itu berubah menjadi sulam emas
menyimpul ketat padat seperti ikrar yang pernah diucapkan
erat dalam janji didepan qadi
disimak  dua saksi

aku masih ingat pilu dan sedu sedanmu
disaat   perih  mengganyang hati
kita berteduh diteras rumah tua
ketika rumah masa depan itu  belum kita rakit berdua.

engkau selalu ingatkan aku dan anak-anak kita
tuk selalu banggga dengan keadaan seadanya
tegarmu telah menyita waktu dan senggangmu
kokohnya hatimu telah menakikkan pahat tajam
menyemat yakin di relung hati yang selalu labil.

lelahmu  yang tak pernah engkau obati
sibukmu tetap menyempatkan kasih sayang dan tanggung jawab
luar biasa
inilah jalan yang selalu ditempuh setiap istri

Istriku,
aku tahu betapa kita telah menapak masa depan ini dengan bijian harapan
dan berbuah lebat merimbun sejuk
sesejuk keikhlasanmu dalam memberi semangat hidup

usap air matamu
maafkan aku
terima kasih ku untukmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar