Minggu, 29 Mei 2011

Memahami Valentine's Day

Telah menjadi tern bahwa setiap tanggal 14 Februari diperingati hari valentine’s day atau  lebih popular disebut  hari kasih sayang. Valentine’s day tidak hanya diperingati  di Eropa atau dikalangan Kristiani, namun juga sudah merambah di Timur dan dikalangan muslim terutama bagi kaum remaja.

Sejarah Valentine’s day

Valentine’s adalah cikal bakal yang lahir dari nama  seorang pendeta Kristen yang bernama Santo Valentino yang dihukum mati pada tahun 270 M. Beliau dianggap sebagai pelindung orang yang bercinta.  Dia dihukum mati karena dianggap melanggar  peraturan yang dibuat oleh Emperior Claudius II Gothicus. Sang emperior melarang setiap  pemuda   bujangan untuk menikah. Hal ini bertujuan   untuk mendapatkan  tentera yang tangguh  dalam jumlah yang banyak,  sehingga dapat mempertahankan atau bahkan memperluas kekuasaannya. Baginya,  tentara yang direkrut dari pemuda  bujangan jauh lebih tangguh jika dibandingkan dengan   tentera yang sudah beristri.   Peraturan ini tidak disetujui oleh pendeta Santo Valentino. Bahkan secara diam-diam dia menikahkan pasangan muda mudi.  Namun hal ini akhirnya diketahui oleh sang penguasa, akhirnya Santo Valentino dijatuhi hukuman mati (penggal  leher) di Roma. Sehingga akhirnya dia dinobatkan  sebagai pahlawan cinta.

Cinta memang unik, anugerah,  sulit dimegerti dan sukar untuk ditebak,  banyak kiasan-kiasan tentangnya, dan selalu diilustrasikan  pada orang-orang   terdahulu yang memiliki catatan unik  tentang cinta itu sendiri, ilustrasi itu seperti  Romeo dan Julie, Yusuf dan Zulaeha, Adam dan Hawa..  tapi cinta harus diwujudkan dalam bentuk kasih sayang yang utuh dan sejati. Ternyata cinta juga membutuhkan pengorbanan, makanya jangan tertawakan jika ada orang rela mati hanya karena kasih sayang dan cinta, lagi pula kita harus ingat bahwa Tuhan telah menjadikan kita berpasang-pasangan agar terjalin rasa kasih dan sayang dan akan tercipta ketentraman.

Cinta sebenarnya tidak buta, yang buta itu orangnya, jika cinta diikutsertakan dengan logika sehat dan berdasarkan naluriah  keagamaan, maka cinta itu akan terarah. Sebaliknya jika  cinta hanya  memperturutkan  hawa nafsu, tidak memperhatikan rambu-rambu maka disinilah kita akan terjebak, akan bermuara kepada cinta buta. Maka berhati-hatilah dengan cinta.

Di Barat memang hari valentine’s day  selalu diperingati bahkan tidak jarang bermuara kepada  kemaksiatan, seperti pergaulan  bebas (pesta seks).  Narkoba, berpesta pora dan lain sebagainya. Kita sebagai orang  yang berbudaya Timur, maka jangan menyerap seluruh budaya barat tanpa ada filter bagi kita. Namun dalam kenyataannya, justru ini sudah membudaya. Lihatlah adik-adik remaja kita hari ini. Dekadensi moral dan  cinta yang kebablasan.


Valentine’s day  menurut Islam

Dalam Islam tidak ada valentine’s day karena ini bukan budaya kita, lagipula  asal muasalnyapun bukan  berasal dari sejarah Islam. Sebaiknya kita tidak ikut-ikutan dalam merayakannya. Kita khawatir akan hal ini,  karena garis dan rambu-rambu dalam Islam sangat jelas  seperti risalah yang telah dibawa Rasulullah saw (Al quran-Hadits). Jika kita melanggarnya, maka azab yang akan kita dapatkan. Allah telah ingatkan kita dalam  Firmannya Surat Annisa’ ayat 115 :

Dan Barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”


Islam memandang kasih sayang suatu yang terpenting, bahkan lahirnya kita dibumi ini adalah wujud nyata dari kasih sayang ayah dan ibu. Allahpun selalu melimpahkan kasih sayangnya kepada hamba-hamba-Nya. Kita memang dianjurkan  berkasih sayang, akan tetapi kasih sayang itu haruslah disalurkan pada tempatnya. Kasih sayang itu harus berpanjangan dan berkekalan bukan hanya pada hari atau tahun-tahun tertentu semata.

Cinta dalam Islam bukan untuk menghumbar  nafsu syahwat, karena cinta sejati itu adalah setelah menikah. Jika kasih sayang sebelum nikah disalah gunakan sekalipun atas nama cinta,  seperti harus melakukan hubungan intim, ciuman dan lain sebagainya maka itu bukan cerminan pengamalan agama kita..

Semoga Allah selalu melindungi kita dan anak-anak generasi muda kita. amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar