Selasa, 05 April 2011

Dia yang Bertanya

Rahim dunia telah melahirkan kita
dari ujung  waktu yang enggan menghitung hari.
Jarum jam berdetak tanpa menunjukkan masa-masa yang dilewati,
tanpa iri dengan segala yang terjadi.
Qurun waktu mengiang mengungkit mimpi-mimpi semalam
dalam hentak  silam yang tak mungkin terulang kembali.
biarkan berlalu
dengan tidak mengingatinya lagi.


Menyesal.
Untuk apa disesali, seharusnya bukan taqdir yang menyesalli
tapi kita lah yang memiliki sesal itu.

Kita dilahirkan dalam pedih yang sama
menunggu jawab dari loteng yang  tak bertiang.
loteng yang selalu mati tanpa mampu bersuara.
Ketika atap-atap itu menaunginya,
kita terkungkung layu didalamnya.
dirumah tua itu
sambil bersandar di jendela kamar yang terbuat
dari anyam bambu.

Jika sejarah akan berulang
kita akan reviw kembali detik-detik itu
tapi mimpi itu tak hendak pulang.
Biarkan kita melaju dalam kecepatan per mil
kita tak usah menoleh lagi
karena taqdir itu sesungguhnya takkan pernah menyesal
karena taqdir tertuang dalam warqah yang tersimpan rapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar