Melihat kondisi bangsa saat ini memaksa tokoh-tokoh agama dari lintas agama akhirnya ambil bagian untuk angkat bicara menyikapi persoalan negara yang dianggap kronis. Tak tanggung-tanggung topik bahasan yang mereke ketengahkan adalah bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan. Tercatat ada sembilan kebohongan masa lalu dan sekarang yang sedang dijanjikan oleh pemerintah.
Pertemuan ini dikemas apik dan alot serta di expose untuk disampaikan dalam bentuk kritikan yang bersipat konstruktif. Tentunya ini adalah puncak dari anggapan bahwa pemerintah tidak serius menyikapi persoalan ekonomi dan hukum bahkan dianggap gagal, sepertinya muara semua ini berangkat dari kasus Gayus yang tidak kunjung usai. Belum lagi peroalan bank Century rahib ceritanya entah kemana, belum lagi kasus aktivis Munir yang ditelan bumi, belum lagi kemiskinan dan banyak lagi PR yang menumpuk yang tidak pernah clar.
Gerakan yang dilakukan oleh tokoh agama adalah sebuah gerakan sosial, gerakan menyuarakan aspirasi dan tentunya membawa suara kenabian ( suara kebenaran). Sikap ini perlu diberikan apresiasi karena, suara politik hanya isapan jempol, suara ormas dianggap angin lalu, suara mahasiswa yang katanya suara tuhan tidak bergeming lagi, makanya muncul suara agama. Sekiranya missi ini dikesampingkan juga maka suara siapa lagi yang akan didengar oleh pemerintah, atau hanya menunggu azab Allah sewaktu-waktu akan ditimpakan di negeri ini.
Menyikapi gerakan ini ternyata membuat kuping pemerintah merah dan langsung dutanggapi beragam oleh berbagai pihak. Sehari sesudah kritikan itu, POLHUKAM angkat bicara secara diplomatis. Ia menyampaikan yang intinya jangan kegagalan saja yang disosrot tapi ketengahkan juga keberhasilan pemerintah. Kemudian dilanjutkannya bahwa tolong sampaikan data-data akurat yang berupa fakta dan dapat dipertanggung jawabkan. Lain halnya komentar Fadhel Muhammmad menteri kelautan beliau juga angkat bicara, bahkan sedikit agak pedas membalas dengan menyentil Din Samsudin dengan mengatakan pernyataan Din samsudin dianggap tidak cerdas. Yang pasti gerakan tokoh agama ini disambut baik terutama oleh kalangan akdemisi.
Dalam sebuah tatanan politik Islam bahwa pemerintah yang dikenal dengan Umara’ haruslah bersinerji dengan ulama karena dalam hadis disebutkan bahwa “ innal Ulama-a warotsatul anbiya’ “sesungguhnya ulama adalah pewris para nabi. Jadi mereka haruslah saling bersinerji dan ulama berkewajiban mengingatkan pemerintah sebaliknya pemerintah mendengarkan demi terwujudnya tatanan bernegara dan bermasyarakat yang harmonis. Dalam Islam juga pemerintah memiliki kewajiaban menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Oleh karena itu kejahatan korupsi dan kejahatan lainnya harus dituntas habis oleh pemerintah dalam hal ini tentunya oleh pelaku dan penegak hukum.
Namun pada sisi lain kita juga beharap bahwa apa yang dilakukan oleh lintas tokoh agama adalah benar-benar murni bukan ada inters atau kepentingan lain. Karena ada juga selentingan apakah toko-tokoh itu sudah merupakan resrefentatif dari ummat beragama. Tapi kita yakin bahwa gerakan ini murni sebagai bentuk keprihatinan orang-orang cerdas. Alhamdulillah Presiden SBY telah menyikapi bijak riak dan riuh ini dengan melakukan mediasi dan bertemu di istana negara guna mendengarkan aspirasi dan tentunya akan ada langkah-langkah dan upaya kongret. Mari kita tunggu realisasinya. Semoga SBY diberikan power full dan kesehatan oleh Allah SWT untuk menyelesaikan tugas berat yang mendera bangsa saat ini.. amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar