Masyarakat madani adalah potret masyarakat yang ideal yang selalu hidup rukun harmonis dan tenteram. Istilah masyarakat madani terambil dari kata Madinah, yakni sebuah kota yang dibina oleh Rasulullah sewaktu beliau menjalankan misi dakwah Islamiyah. Kota ini dahulunya bernama Yasrib . Secara istilah Madinah berarti kota, sedangkan secara kebahasaan madinah mengacu pada pengertian pola hidup yang berperadaban.
Rasulullah adalah sosok yang manpu membentuk karekter masyarakat dan manusia hanya dalam waktu lebih kurang 23 tahun. Tentu ini bukanlah suatu hal yang mudah dan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Beliau manpu merobah aqidah yang jahil kepada aqidah yang penuh dengan makna dan kebenaran. Moral yang keji kearah perilaku santun dan kelembutan.. Jika ada yang meolak dan tidak mahu menerima kebenaran dari Rasulullah itu bisa dimaklumi, mengingat sifat dan fanatisme masayarakat Arab ketika itu.
Masyarakat Madinah sebagai cerminan masyarakat madani yang pernah dibentuk oleh Nabi saw memiliki beberapa karakteristik antara lain.:
- Persatuan yang kuat. Pada masa arab jahiliyah, antara berbagai suku arab disekitar Mekah dan Madinah saling bermusuhan dan sifatnya sangat mudah tersulut peperangan. Namun setelah Islam hadir hati mereka menjadi lunak dan saling mengasihi. Dengan persatuan umat Islam itulah negara Islam yang dipimpin oleh Rasulullah di Madinah menjadi kokoh. Dan persatuan itu diperintahkan oleh Allah ( lihat Al Quran Surat Al Anfal ayat 46)
- Masyarakat yang berlandaskan tauhid. Rasulullah saw berhasil menancapkan perisip tauhid dihati para sahabat. Dengan perinsip ini umat Islam merasa bebas dan merdeka, karena mereka menyadari kedudukan manusia sama dihadapan Allah. Dengan perinsip ini tidak ada seorang manusia atau suatu bangsapun yang berhak mengklaim dirinya lebih dan merasa superior dari manusia dan bangsa lain.
- Masyarakat yang jujur dan amanah. Dalam mewujudkan masyarakat madani, Rasulullah saw menanamkan sikap jujur dan amanah ditengah-tengah masyarakat. Rasulullah memandang bahwa kejujuran adalah kesempurnaan keikhlasan, karena seorang mukmin selalu dituntut selau benar lahir dan bathin. Benar perkataan , benar detak hati dan benar yang dipikirkan. Sehingga dalam hadis Nabi disebutkan “ tidak sempurna iman seseorang yang tidak jujur dan tidak amanah dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak bisa menepati janjinya” (HR. Ahmad dan Ibn HIban)
Impian bangsa. Saat ini
Setelah berkaca atas keberhasilan dizaman masyarakat Madinah yang dibina Rasulullah terbesitlah ide dikalangan cendikiawan , untuk meraih citra itu untuk dapat diterapkan di negeri ini. Ide ini cukup baik , cerdas dan mulia. Tapi tentu sulit diwujudkan setelah melihat fenomena bangsa saat ini. Mungkin saja hanya sebatas selogan atau visi dan missi yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Hari ini persatuan sudah luntur, persaudaraan mulai abrasi saling kasih semakin erosi. Hanya dengan persoalan sepele acapkali bermuara kepada kekerasan, anarkis, bahkan pembunuhan. Inilah hal-hal yang sedang mendera bangsa saat ini. Persoalan tauhid demikian juga halnya, adanya upaya-upaya mempelesetkan ajaran agama, munculnya berbagai aliran dan sekte, dengan mudah seseorang mengakui dirinya sebagai Nabi. Pada akhirnya agama bukan lagi sebagai perekat akan tetapi issue-issue agama selalu dicuatkan demi kepentingan untuk bermusuhan. Padahal tidak satu agamapun yang membenarkan ummatnya untuk melakukan keonaran.
Bagaimana dengan jujur dan amanah ? Persoalan kejujuran dan amanah hari ini jauh panggang dari api. Berapa banyak yang diangkat sumpahnya ketika diberikan kepercayaan untuk memegang jabatan, namun dengan enteng janji dan sumpah itu ditelantarkan. Terjadinya krisis moral, krisis kepercayaan dan krisis malu, karena kejujuran dan amanah telah menjauh. Akhirnya tidak tertutup kemungkinan negeri ini akan dimakan sumpah.
Jadi sangat jelas , untuk menjadikan negeri ini sebagai masyarakat Madani ( madinah) maka perilaku kita sebagai individu haruslah ditempa dan dimenej dengan baik dan benar. Sistem-sistem yang dianggap rusak hari ini harus diperbaiki kembali . Penciteraan bangsa dimunculkan semula.
Selasa. 18 Oktober 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar