Bangsa kita adalah bangsa yang besar, berdaulat dan bermartabat, terdiri dari beberapa pulau dan dihuni oleh ratusan juta manusia dari kultur yang beragam, agama serta suku bangsa yang berbeda. Kekayaan alam yang melimpah ruah membuat negeri ini semakin kaya raya, mempersona dan selalu ditilik oleh berbagai pihak termasuk kekaguman mancanegara. Negeri ini merdeka dan telah disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain bahkan pernah disegani, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Hari ini sejarah telah berubah seiring perjalanan waktu yang dimamah perubahan-perubahan yang terus terjadi. Berbagai issue selalu menerpa bangsa yang kita cintai ini, bahkan krisis multidimensinya persoalan-persoalan yang begitu pelik dan komplit membuat kita gerah dan tak betah menyimak satu demi satu kekejaman, kejahatan, kemunafikan dan keserakahan. Bangsa yang dulu besar kiini telah dipandang sebelah mata, jumlah jiwa yang maksimal secara kwantitas tapi minim secara kwalitas. Gesekan-gesekan sukuisme, munculnya paham-paham dan sekte, reformasi mandul, birokrasi menyemak, supremasi hukum tebang pilih, korupsi meraja lela , kriminalisai terhadap avtifis yang peduli keadilan, hutang negara sedang membelenggu, krisis kepercayaan, tatanan politik tak karu-karuan, komplik sosial yang berkepanjangan belum lagi sistem pertahanan yang lemah , keberadaan teritorial negara yang semu sehingga negara lain semena-mena melecehkan bangsa kita, posisi tawar menawar dibawah rat-rata semuanya itu menandakan betapa rapuhnya bangsa ini akibat ulah moral anak bangsa yang memperturutkan hawa nafsu berpandangan sempit dan selalu mengejar keuntungan sepihak dan rendahnya nasionalisme serta tidak pernah bersyukur kepada Allah lalu acuh berterima kasih kepada para pejuang yang pernah berjasa membesarkan republik ini.
Kita mulai jenuh dan terasa bosan dengan problematika ini, bathin ingin mengamuk dan meronta bahkan ingin rasanya memaki-maki, meninju dan menghentakkan kebengisan ini agar luluh lalntak semua kesemberawutan . Pemberitaan -pemberitaan yang tidak berimbang yang acapkali membuat kita renyuh dengan kejadian dewasa ini. Tapi apa kan daya , kita bukan pada level penentu kebijakan, kita bukan pemegang kekuasaan dan kita juga bukan pesulap yang dapat merubah semuanya degan bim salabim dan amat mustahil dapat melakukan perubahan itu secara prontal.
Banyak oarng yang pintar dinegeri ini kadangkala tidak bisa diikuti, bahkan tidak bisa dijadikan panutan. banyak yang handal berdebat dan mengemukakan argumen tapi tak lebih sebatas pretise, bahkan hanya untuk memanfaatkan momen. karena yang diperlukan sebenarnya bukan sebatas pintar akan tetapi sifat insaniyah yang harus dipupuk. Carut marut nya negreri ini kadangkala membuat banyak orang ingin berpartisifasi dalam memberikan solusi dan ingin andil dalam pemecahan masalah tapi sayang semuanya hanya sebatas seremonial dan tak lebih isapan jempol dan penyedap kata belaka. Ada pemikiran yang bergulir agar pemotongan atau destaknasi generasi, karena dianggap generasi lama dan hari ini sudah terkontaminasi , ada daerah atau provinsi yang ingin merdeka lalu melepaskan diri dari NKRI karena pusat dianggap tidak adil dalam pemerataan pembangunan , ada lagi pemikiran sistem negara pederal atau negara bagian-bagian . khusus untuk pelaku korupsi terbesit keinginan khalayak ramai agar dihukum mati supaya ada efek jera. Jadi jelas secara umum persoalan dan fenomena tersebut mencerminkan begitu rumit nya persoalan yang sedang mendera bangsa saat ini.
Persoalan -persolan diatas adalah cerminan bangsa yang tidak memiliki karakter yang baik . karena idealnya bangsa yang berdaulat yang memiliki idelogi dan bangsa yang relegius seperi saat ini mesti memeiliki karakter. Karekter bangsa adalah bangsa yang memiliki wsatak mengkedepan sistem dan nilai-nilai luhur untuk dipatuhi dan dijalankan secara utuh dan sempurna memandang secara global dan yuniversal. Sebagai anak bangsa (masyarakat) kita harus menunjukkan jati diri kita sebagai insaniyah yang selalu memiliki prinsip-prisip moralitas yang terpuji, dan itu bukan hanya sekadar tahu pada level teori, namun harus dimanifestasikan dalam wujud kehidupan nyata. Bangsa kita memiliki budaya, kekayaan alam, potensi lainnya lalu semberdaya manusia harus ditempa secara maksimal. Pembagunan pada segala sektor harus digesa dan mesti mengkedepankan azas kemaslahatan. Kita tidak perlu hiruk pikuk untuk memisahkan diri dari NKRI, karena NKRI adalah harga mati dan tidak dapat ditawar-tawar lagi. Negara federal juga belum waktunya saat ini , karena dengan bergulirnya otonomi daerah sudah merupakan langkah maju bagi sebuah daerah untuk dapat berbenah dan menggali potensi daerah masing-masing. Pemisahan generasi lama dengan yang akan datang juga pilihan yang kurang tepat karena pengalaman yang lama dan jasa baik mereka dalam menata sistem perlu kita hargai. Nah,,,,,jadi yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana kita harus bersama -sama manpu dan mahu membangun karakter bangsa ini.
Pekerjaan dan kesadaran serupa ini adalah amat mulia, tapi memang tidak mudah apalagi untuk sebuah bangsa yang sudah terkontaminasi hari ini. Tapi sekali lagi ini adalah tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa. Mari bangun kembali karakter ini secara menyeluruh. Muda2an Allah SWT selalu melindungi bangsa kita dan selalu memberikan petunjuk bagi kita sebagai anak bangsa. Amin..
Pekanbaru, 20 sep 2010
oleh, zamhir arifin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar