Senin, 22 November 2010

Kidung Malam Anak Adam Dalam Kealfaan



Nyanyian itu semakin sumbang,  gersang dialunan irama tak sedap
mewabah dalam gulita,  menerka tujuan hidup tak berujung,
akankah secuil harapan terabaikan , mungkinkah kidung itu tanpa syair
ataukah syair kehidupan yang tak terelakkan
akhirnya tersesat dalam terang , lalu malu dalam memaknai jiwa sendiri.

Hidup penuh onak dan duri, dijelajahi dalam makna dan butiran fatwa
takkan sesat jika diikat, dikebat dengan tali jemali yang bersimpul mati.

Keasikan maya dan dunia nyata menggoda naluri kian menggiurkan
sesekali aku terbujuk dengan  fatamorganamu yang sulit tuk dicermati
dipahami, apatahlagi untuk diselami,

Sifat manusia selalu alfa
kealfaan dalam lecutan cambuk nikmat
yang mengawang mengejar seusia musim
tapi lupa hanya menunggu waktu datangnya senja.

Mungkinkah kelafaan ini selalu meninabobokkan kita
menenelanjangi anak adam dalam teriknya dosa
menggeledah bekas bersama cabikan nista
yang membuat kita semakin jauh dari ridha Nya

Aku tak mau menyelam dalam,  kelamnya alam dibungkus ketidakjelasan
aku tak mau hampa dalam bernasnya harapaan yang tersisa
sisa yang disediakan oleh keadilan tuhan
untuk mengharungi dunia bersama segala ketersediaanya.

Cukuplah pembelajaran yang selalu menggurui
cukuplah pengalaman yang menunjuk ajarkan
Aku,,,,, dan aku tak akan tersesat lagi……


Kamis, 21 okt 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar